Kebersamaan dan gotong royong terasa begitu kental. Peluh memang membasahi dahi, tapi senyum tak pernah lepas dari wajah anak-anak yang semangat membersihkan lingkungan mereka. Ada semangat kepedulian yang tumbuh di antara debu dan dedaunan kering.
Beberapa jam berselang, saat saya melewati tangga di salah satu sudut sekolah, pandangan saya tertumbuk pada pemandangan yang membuat hati ini hangat. Seorang siswa duduk tenang di pojok tangga. Saat teman-temannya tengah bersantai setelah kegiatan bersih-bersih, dia justru larut dalam bacaan—sebuah kitab yang ia pegang erat dan baca dengan penuh khidmat.
Sungguh, pemandangan itu menggetarkan hati. Di tengah hiruk-pikuk dunia yang serba cepat dan ramai, masih ada jiwa-jiwa muda yang menemukan ketenangan dalam membaca. Masih ada anak-anak yang memilih menyelami samudra ilmu, meski sendirian.
Teruslah semangat, Nak. Semoga setiap huruf yang kau baca, setiap makna yang kau renungkan, menjadi bekal hidup dan keberkahan yang tak pernah habis.
Iklan
sponsor

