Ada rasa yang tidak pernah habis dibicarakan. Tentang cinta yang sempat singgah lalu pergi tanpa sempat kita tanyai alasannya. Tentang rindu yang tak pernah pulang, yang hanya bisa kita rawat dalam diam, seperti kopi yang dibiarkan dingin namun tetap kita tatap. Atau tawa kecil di sebuah sore yang kini tinggal cerita, berderap samar di sudut ingatan.
Kopi, bagi sebagian orang, hanyalah minuman pengusir kantuk. Tetapi bagi banyak hati, ia adalah teman bicara paling setia. Ia mendengarkan tanpa memotong, menghangatkan tanpa banyak bertanya. Setiap tegukan membawa rasa: pahit, manis, kadang getir seperti hidup itu sendiri.
Bayangkan, berapa banyak kisah yang lahir dari secangkir kopi? Obrolan panjang di warung pinggir jalan, tawa renyah di teras rumah, janji yang diucapkan lirih di bawah cahaya lampu, atau bahkan air mata yang jatuh di sela-sela hening. Semua pernah ditemani kopi, dan kopi tetap diam menjaga rahasia.
Mungkin itu sebabnya, secangkir kopi selalu punya daya tarik tersendiri. Ia sederhana, namun penuh makna. Ia kecil, namun mampu menampung ribuan cerita. Dari Sabang sampai Merauke, kopi bukan sekadar minuman, melainkan budaya yang mengikat kita dalam satu rasa: rasa manusiawi untuk mengenang, berbagi, dan menyimpan kisah.
Jadi, lain kali ketika kita menatap secangkir kopi di hadapan, biarkan ia menjadi ruang kecil untuk bernostalgia. Nikmati aromanya, hirup kehangatannya, dan dengarkan cerita-cerita yang diam-diam ia bisikkan. Karena siapa tahu, di antara kepulan asap kopi, ada potongan hidup Anda sendiri yang ingin kembali diingat.
"Kopi hanyalah minuman bagi sebagian orang, tapi bagi hati yang pernah terluka dan jiwa yang pernah tertawa, ia adalah cerita yang tak pernah selesai."
Apakah kamu siap menyeduh kopi, lalu mendengarkan kisah apa yang ia bawa hari ini?
Iklan
sponsor
